buku
Aswaja Politisi Nahdlatul Ulama: Perspektif Hermeneutika Gadamer
Interpretasi para elite Nahdlatul Ulama terhadap ahlus sunnah wal jamaah (aswaja) menghasilkan beragam pemahaman dan pemaknaan sehingga menyebabkan mereka membentuk dan atau memasuki partai politik Islam yang berbeda pula, yaitu PPP menganut aliran literalis-rasionalis (ideologis), PKB menganut aliran rasionalis murni (non-ideologis), PKNU menganut aliran rasionalis-spiritualis (semi idoeologis) dan PKS menganut aliran literalis murni (ultra ideologis). Beragam interpretasi yang melahirkan beragam pemahaman dan pemaknaan tersebut secara tidak langsung, selaras dengan kerangka teoretis Gadamer, yakni menyediakan ruang bagi partisipasi pembaca yang memungkinkan terjadinya dialog antara pembaca dan konteks kekiniannya dan teks dengan konteks khasnya. Mengamati dinamika ini, implikasi teoretis yang muncul adalah bergesernya fungsi dan peran elite agama (kyai) dari cultural broker menjadi political brocker dan political actor. Sedangkan implikasi praktisnya adalah memperkuat penerapan model pemerintahan negara demokrasi agama, serta menolak negara demokrasi Islam dan negara demokrasi sekuler.
Tidak tersedia versi lain