buku
Perkembangan & Potensi Investasi Syariah di Indonesia
Pandemi covid-19 memberikan dampak langsung pada kegiatan ekonomi Indonesia, termasuk invesasi. Namun, instrumen keuangan syariah ternyata lebih kebal terhadap pengaruh pandemi dibandingkan dengan instrumen keuangan konvensional. Berdasarkan data OJK dan BEI, kinerja pasar saham syariah (ytd) tercatat -16.33% dan saham konvensional sebesar -20,60%. Return sukuk di pasar sekunder selama 3 bulan terakhir turun sebesar 2,5%, sementara pasar sekunder obligasi mengalami menurunan sekitar 4,5%. Begitupun dengan pertumbuhan bank syariah juga lebih baik jika dibandingkan dengan bank konvensional. Hal tersebut dibuktikan dengan pertumbuhan PYD (pinjaman yang diterima) di bank syariah per Mei 2020 sebesar 10,14% YTD (year to date) dan juga DPK (dana pihak ketiga) tumbuh 9,24% YTD. Sementara, di bank konvensional sampai Mei 2020 pertumbuhan kredit hanya 3.04% dan DPK 8,87%. Melihat kondisi di atas, tentu investasi syariah di Indonesia memiliki potensi yang sangat baik untuk berkembang ke depannya. Sbeelum pandemi covid-19, potensi perkembangan juga sudah tampak semakin hari semakin meningkat. Indonesia diyakini berpeluang menjadi pasar produk halal terbesar di dunia sekaligus menjadi produsen produk halal. Indonesia berada di posisi strategis bagi halal superhaighway link dalam global halal supply chain. Tahun 2018, menduduki peringkat ke-10 ternyata jauh melompat ke peringkat 5 besar di GIEI (global islamic economy index) tahun 2019.
Tidak tersedia versi lain